Sambut Trisuci Waisak 2559, Sangha Theravada Indonesia Gelar Giat Sosial Dan Spritual
Jakarta, Laras Post Online - Menyambut Tri Suci Wesak 2559, Sangha Theravada Indonesia menggelar tradisi �Pindapata Gema Wesak Nasional 2559�, bertempat di Taman Museum Fatahilla pada hari minggu (10/5). Tradisi yang ke-9 ini di isi dengan berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan dan spritual keagamaan. Route kegiatan dimulai dari Museum Keramik, Stasiun Kota, Pintu Besar, Lindeteves Glodok, lalu memutar balik kembali ke halaman Museum Keramik.
Acara yang di hadiri 40 ribuan umat dan 30 - 40an bhikkhu kali ini merupakan kegiatan masyarakat Buddhis Indonesia binaan Sangha Theravada Indonesia yang berlangsung sejak Januari 2005, dan kembali berlanjut dari Mei 2008 hingga Mei 2015.
Serangkaian kegiatan yang dilaksanakan sejak pukul 6 pagi hingga 4 sore antara lain: Pindapata, Bursa Gema Wesak, donor darah, pengobatan, perawatan, dan pelayanan kesehatan massal, penghijauan, pelepasan satwa, serta sarasehan �Dialog Peradaban� dengan tema �MERAJUT NILAI BUDAYA BANGSA ANTAR UMAT BERAGAMA�.
Tokoh-tokoh nasional yang hadir sebagai narasumber antara lain: Buya Safi�I Maarif (Muslim), Romo Muji Soetrisno (Pastor), DR. Judi Latif (Cendekiawan), Bhikkhu Dhammasubho Mahathera (Buddhis), Tri Utami (Seniman), dan dari Unsur Aparat, Unsur Militer, serta Unsur Kepolisian.
Acara sarasehan diringi dengan suara gamelan gongso laras pelok beserta para penabuhnya dari Kampus STAB Sriwijaya Tangerang, Banten. Jalannya sarasehan dipandu presenter ternama Sandrina Malakiano.
Pindapata Gema Wesak Nasional 2559
Pindapata merupakan tradisi Buddhis sejak zaman Sang Buddha 2600 tahun yang lampau hingga saat ini. Pindapata adalah wujud �Budaya Puja�, yaitu kebiasaan berlaku hormat oleh masyarakat Buddhis, mempersembahkan empat kebutuhan pokok hidup (sandang, pangan, papan, sarana kesehatan) kepada Sang Buddha.
Setelah Sang Buddha wafat dilanjutkan oleh masyarakat kepada para bhikkhu. Bhikkhu adalah mereka yang sanggup melanjutkan cara hidup Sang Buddha, dan bertanggung jawab menjaga, menjalankan ajaranNya. Dengan pola �3 AT�---taAT, kuAT tirakat, dan selibAT.
Selibat artinya; tidak berumah tangga, Taat---patuh pada 227 SILA peraturan tata hidup kebhikkhuan, dan Kuat tirakat---selama dua puluh empat (24) jam hanya makan 1-2 kali saja, antara jam 06.00-12.00 waktu setempat. Delapan belas (18) jam lainya puasa.
Tri Suci Waisak/Wesak merupakan salah satu dari empat hari besar Agama Buddha. Maksud dari Tri Suci Wesak adalah tiga peristiwa penting yang tejadi pada �Purnama Bulan Wesak� menurut penanggalan tahun Buddhis. Yang pertama Pangeran Siddharta lahir di Taman Lumbini pada Purnama Wesak 623 SM (Sebleum Masehi), kedua Pertapa Siddharta di bawah pohon Bodhi (kota BodhGaya sekarang) mencapai Penerangan Sempurna menjadi Buddha pada Purnama Wesak 588 SM, dan ketiga Buddha Gotama wafat di Kusinagara (Kusinara) pada Purnama Wesak 543 SM.
Sangha adalah kumpulan para bhikkhu dan merupakan lembaga tinggi dan tertinggi dalam Agama Buddha. Terdapat dua (2) otoritas struktur masyarakat Buddhis. Pertama, umat awam para perumah tangga yaitu; Upasakha (kaum pria), dan Upasikha (kaum perempuan). Kedua adalah Rohaniwan dan biarawan, yaitu para bhikkhu.
Sangha Theravada Indonesia artinya lembaga Sangha kumpulan para bhikkhu yang berada di Indonesia. Sangha tunduk pada dua haluan, pertama: haluan Vinaya yaitu tata aturan kebhikkhuan, dan kedua tunduk pada hukum perundang-undangan yang berlaku di Negara tempat tinggal. (Maslim)
Acara yang di hadiri 40 ribuan umat dan 30 - 40an bhikkhu kali ini merupakan kegiatan masyarakat Buddhis Indonesia binaan Sangha Theravada Indonesia yang berlangsung sejak Januari 2005, dan kembali berlanjut dari Mei 2008 hingga Mei 2015.
Serangkaian kegiatan yang dilaksanakan sejak pukul 6 pagi hingga 4 sore antara lain: Pindapata, Bursa Gema Wesak, donor darah, pengobatan, perawatan, dan pelayanan kesehatan massal, penghijauan, pelepasan satwa, serta sarasehan �Dialog Peradaban� dengan tema �MERAJUT NILAI BUDAYA BANGSA ANTAR UMAT BERAGAMA�.
Tokoh-tokoh nasional yang hadir sebagai narasumber antara lain: Buya Safi�I Maarif (Muslim), Romo Muji Soetrisno (Pastor), DR. Judi Latif (Cendekiawan), Bhikkhu Dhammasubho Mahathera (Buddhis), Tri Utami (Seniman), dan dari Unsur Aparat, Unsur Militer, serta Unsur Kepolisian.
Acara sarasehan diringi dengan suara gamelan gongso laras pelok beserta para penabuhnya dari Kampus STAB Sriwijaya Tangerang, Banten. Jalannya sarasehan dipandu presenter ternama Sandrina Malakiano.
Pindapata Gema Wesak Nasional 2559
Pindapata merupakan tradisi Buddhis sejak zaman Sang Buddha 2600 tahun yang lampau hingga saat ini. Pindapata adalah wujud �Budaya Puja�, yaitu kebiasaan berlaku hormat oleh masyarakat Buddhis, mempersembahkan empat kebutuhan pokok hidup (sandang, pangan, papan, sarana kesehatan) kepada Sang Buddha.
Setelah Sang Buddha wafat dilanjutkan oleh masyarakat kepada para bhikkhu. Bhikkhu adalah mereka yang sanggup melanjutkan cara hidup Sang Buddha, dan bertanggung jawab menjaga, menjalankan ajaranNya. Dengan pola �3 AT�---taAT, kuAT tirakat, dan selibAT.
Selibat artinya; tidak berumah tangga, Taat---patuh pada 227 SILA peraturan tata hidup kebhikkhuan, dan Kuat tirakat---selama dua puluh empat (24) jam hanya makan 1-2 kali saja, antara jam 06.00-12.00 waktu setempat. Delapan belas (18) jam lainya puasa.
Tri Suci Waisak/Wesak merupakan salah satu dari empat hari besar Agama Buddha. Maksud dari Tri Suci Wesak adalah tiga peristiwa penting yang tejadi pada �Purnama Bulan Wesak� menurut penanggalan tahun Buddhis. Yang pertama Pangeran Siddharta lahir di Taman Lumbini pada Purnama Wesak 623 SM (Sebleum Masehi), kedua Pertapa Siddharta di bawah pohon Bodhi (kota BodhGaya sekarang) mencapai Penerangan Sempurna menjadi Buddha pada Purnama Wesak 588 SM, dan ketiga Buddha Gotama wafat di Kusinagara (Kusinara) pada Purnama Wesak 543 SM.
Sangha adalah kumpulan para bhikkhu dan merupakan lembaga tinggi dan tertinggi dalam Agama Buddha. Terdapat dua (2) otoritas struktur masyarakat Buddhis. Pertama, umat awam para perumah tangga yaitu; Upasakha (kaum pria), dan Upasikha (kaum perempuan). Kedua adalah Rohaniwan dan biarawan, yaitu para bhikkhu.
Sangha Theravada Indonesia artinya lembaga Sangha kumpulan para bhikkhu yang berada di Indonesia. Sangha tunduk pada dua haluan, pertama: haluan Vinaya yaitu tata aturan kebhikkhuan, dan kedua tunduk pada hukum perundang-undangan yang berlaku di Negara tempat tinggal. (Maslim)
Tidak ada komentar