NCW

Breaking News

Kasal : Visi Poros Maritim Dunia Membuka Harapan Baru Bangsa


Surabaya, Laras Poss Online - Visi  Poros Maritim dunia yang dijalankan pemerintah  saat ini membuka harapan baru bagi aktivitas maritim bangsa Indonesia yang selama ini terbelenggu oleh pandangan-pandangan agraris. �Bangsa ini perlu bergeliat kembali memotivasi segala bidang pembangunan untuk mewujudkan harapan yang selama ini terabaikan. Dari segi proses transformasi, hal ini bukan sesuatu yang mudah karena berhubungan dengan pola pikir dan kebiasaan serta budaya yang telah terpatri selama bertahun-tahun,� demikian dikatakan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, S.E. selaku keynote speech saat membuka acara Seminar Nasional tentang Poros Maritim Dunia yang digelar dalam rangka hari Pendidikan TNI AL  di Komando Pengembangan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal), Surabaya, Senin (11/5/2015).

Seminar nasional yang mengangkat tema �Tantangan dan Peluang 5 Pilar Poros Maritim Dunia� ini menampilkan lima pembicara antara lain Sri Sultan Hamengkubuwono X (Pilar Budaya Maritim), Ir. Harun Al Rasyid Lubis, M.Sc. (Pilar Insfrastruktur Maritim), Dr. Arif Havas Oegroseno (Pilar Diplomasi Maritim), Laksamana TNI (Purn) Dr. Marsetio (Pilar Pertahanan Maritim), dan Ir. Sarwono Kusuma Atmaja (Pilar SDM). Seminar kemaritiman yang dilaksanakan kali ini merupakan media sumbangan pemikiran TNI AL yang didedikasikan kepada pemerintah mengenai langkah-langkah antisipatif dan inovatif terhadap tantangan dan peluang yang ada dalam kemaritiman domestik, regional maupun global untuk mendukung terwujudnya Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Menurut Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E. untuk menuju ke arah pola pikir maritim, perubahan harus dilaksanakan secara mendasar, bertahap dan komprehensif. �Kehidupan maritim bangsa seakan-akan telah lama hilang, sehingga proses transformasi yang dibutuhkan tidak sekedar langkah-langkah optimalisasi atau revitalisasi, namun harus menjurus ke arah resureksi atau membangkitkan kembali sesuatu yang telah lama tiada, agar seluruh komponen bangsa berkonsentrasi secara bersama-sama untuk meletakkan dasar, pemahaman dan tindakan yang sejalan,� jelas orang pertama di jajaran TNI AL tersebut.

Lebih lanjut, Kasal mengatakan, saat ini setidaknya terdapat tiga jenis tantangan yang akan dihadapi, yaitu:Pertama, tantangan taktis, yang inherent dengan subyek pembangunan poros maritim dunia secara internal. Kedua,tantangan operasional, yang mempengaruhi proses pelaksanaannya; dan Ketiga, tantangan strategis, yang berhubungan dengan reaksi dan pengaruh eksternal.

Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, dan dalam upaya melaksanakan pembangunan menuju negara maritim yang besar, kuat dan makmur, papar Kasal, pembangunan yang dilaksanakan harus mengacu pada fungsi laut bagibangsa Indonesia, sehingga pembangunan dapat terarah sesuai manfaat yang diharapkan.

�Saya juga menyambut baik dan mengapresiasi kepada panitia penyelenggara Seminar Nasional, yang kali ini mengusung tema �Tantangan dan Peluang Pembangunan Lima Pilar Poros Maritim Dunia�. Tema ini selaras dengan arah kebijakan pemerintah untuk memajukan Indonesia melalui pembangunan nasional sesuai dengan konstelasi geografi negara kepulauan guna mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia,� tegas Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E.

Kasal juga optimis, Seminar Nasional ini dapat menghasilkan saran masukan berharga dengan memadukan berbagai temuan, ide dan gagasan yang muncul dari berbagai kalangan serta memformulasikannya menjadi langkah-langkah konkrit yang dapat menginspirasi dan diterapkan pemerintah, institusi dan stakeholder kelautan, pelaku usaha dan masyarakat maritim lainnya. �Sebelum mengakhiri keynote ini, saya mengajak seluruh komponen bangsa yang saat ini hadir untuk bersama-sama memadukan pemikiran demi meraih kembali kejayaan bangsa Indonesia yang dulu pernah berkibar dan tersohor hingga ke penjuru dunia sebagai bangsa maritim sejati, � kata Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E.

Seminar sehari ini dihadiri oleh sekitar 300 peserta yang terdiri dari para stakeholder yang bergerak di sektor kemaritiman nasional, para pakar, para rektor perguruan tinggi di Jawa Timur, para akademisi dan mahasiswa, serta sejumlah pejabat instansi sipil, militer dan Polri. (yan/puspen)

Tidak ada komentar